Friday, December 30, 2011

Cuplikan pidato pada upacara wisuda di Coxsackie-Athens High School

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/9/9d/Wikt_speech_bubble_scroll.png

Cuplikan pidato pada upacara wisuda di Coxsackie-Athens High School di New York baru-baru ini. Disampaikan oleh wisudawan yang lulus dengan nilai terbaik pada tahun ini, Erica Goldson.
“Saya lulus. Seharusnya saya menganggapnya sebagai sebuah pengalaman yang menyenangkan, terutama karena saya adalah lulusan terbaik di kelas saya.
Namun, setelah direnungkan, saya tidak bisa mengatakan kalau saya memang lebih pintar dibandingkan dengan teman-teman saya. Yang bisa saya katakan adalah kalau saya memang adalah yang terbaik dalam melakukan apa yang diperintahkan kepada saya dan juga dalam hal mengikuti sistem yang ada.

Di sini saya berdiri, dan seharusnya bangga bahwa saya telah selesai mengikuti periode indoktrinasi ini. Saya akan pergi musim dingin ini dan menuju tahap berikut yang diharapkan kepada saya, setelah mendapatkan sebuah dokumen kertas yang mensertifikasikan bahwa saya telah sanggup bekerja.

Tetapi saya adalah seorang manusia, seorang pemikir, pencari pengalaman hidup – bukan pekerja.
Pekerja adalah orang yang terjebak dalam pengulangan, seorang budak di dalam sistem yang mengurung dirinya. Sekarang, saya telah berhasil menunjukkan kalau saya adalah budak terpintar. Saya melakukan apa yang disuruh kepadaku secara ekstrim baik. Di saat orang lain duduk melamun di kelas dan kemudian menjadi seniman yang hebat, saya duduk di dalam kelas rajin membuat catatan dan menjadi pengikut ujian yang terhebat.

Saat anak-anak lain masuk ke kelas lupa mengerjakan PR mereka karena asyik membaca hobi-hobi mereka, saya sendiri tidak pernah lalai mengerjakan PR saya. Saat yang lain menciptakan musik dan lirik, saya justru mengambil ekstra SKS, walaupun saya tidak membutuhkan itu.
Jadi, saya penasaran, apakah benar saya ingin menjadi lulusan terbaik? Tentu, saya pantas menerimanya, saya telah bekerja keras untuk mendapatkannya, tetapi apa yang akan saya terima nantinya? Saat saya meninggalkan institusi pendidikan, akankah saya menjadi sukses atau saya akan tersesat dalam kehidupan saya?

Saya tidak tahu apa yang saya inginkan dalam hidup ini. Saya tidak memiliki hobi, karena semua mata pelajaran hanyalah sebuah pekerjaan untuk belajar, dan saya lulus dengan nilai terbaik di setiap subjek hanya demi untuk lulus, bukan untuk belajar.
Dan jujur saja, sekarang saya mulai ketakutan.”

When it comes the time I read those speech above, I’d happy to say
“To hell with grades, I learn in order to live!”
But wait, that’s not the final answer.
If I learn wholeheatedly for the sake of life goodness, then what is life for?

(sumber : http://nayasa.tumblr.com/post/9446559778)

Thursday, December 29, 2011

August Rush

Rekomendasi film bagus nih, judulnya August Rush (Gendre : Dewasa)

Singkatnya tentang film ini, film yang punya hikmah cerita tentang BAKAT ANAK di bidang musik, yang lalu DIASAH, DIKEMBANGKAN di bidang musik, bukan bidang lain yang berbeda dengan potensi anak itu.


RMR

Tuesday, December 27, 2011

Home

http://sepocikopi.com/wp-content/uploads/2010/06/home_sweet_home.jpg
Dulu, saat masih aktif mengikuti bimbingan di lembaga bahasa inggris, saya baru menemukan adanya istilah yang sama, yang saya tahu artinya mungkin sama...tapi mungkin juga beda. Tentang rumah.
Untuk memastikan saya bertanya kepada pengajar di kelas, "Kristina, what is different between home and house?"...and she said, "house is a place where you take a sleep, and home is a place where your heart belong".

Wow, ternyata ada pengetahuan yang baru saya ketahui saat itu. House dan home bisa jadi punya pengertian yang beda. House adalah dimana kita biasa beristirahat, dan Home adalah dimana hati kita terpaut. Jadi sebuah keluarga bisa saja membangun House, tapi tidak disertai Home.

Moga kita semua mampu untuk membangun House juga sekaligus Home.

RMR

Monday, December 26, 2011

Kemampuan Balita Bertahan Di Air

Tidak sedikit orang tua yang meremehkan kemampuan anaknya, bahkan dari balita hal itu mungkin sudah ditanamkan. Dimana orang tua menganggap bahwa anaknya tidak lebih tahu bahkan lebih mampu dari orang tuanya. Kemampuan anak seringkali diremehkan. Ketakutan seringkali diajarkan kepada anak, dalam bentuk larangan dan ancaman.

Saya ingin sedikit mengulas tentang kemampuan balita untuk bertahan hidup di air. Karena rasa takut, kuatir orang tua terhadap anaknya yang akan tenggelam, orang tua sering melarang, menjaga anaknya ikut berenang. Tapi ternyata balita itu diberikan kemampuan bertahan yang luar biasa dari Sang Ilahi. Simak video berikut.

 

Moga kita bisa lebih sadar, bahwa Allah telah memberikan kelebihan yang luar biasa kepada manusia.
RMR

Saturday, December 24, 2011

Budaya

http://milaafratya.files.wordpress.com/2009/06/sampah.jpg

Penampilannya begitu terpelajar, dengan seragam sekolah lengkap...baju dimasukkan, ikat pinggang, sepatu hitam...ditambah parasnya yang ayu membuat nilai tambah,seorang gadis kecil yang sedang berjalan didepan saya.

Selangkah, dua langkah...gadis yang habis meminum minuman gelas itu membuang perlahan bekas minumnya dibawah kakinya sambil berlalu. Umpat saya dalam hati "WT*??!"

Seharusnya memang saya lebih mengaplikasikan istigfar dalam kehidupan saya, bisa lebih memaklumi lagi kejadian-kejadian dalam kehidupan. Toh saya yakin, anak yang saya anggap terpelajar itu membuang sampah sembarangan tidak semata-mata karena dirinya sendiri. Maksud saya, ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi diluar dirinya. Misal saja, saat dia melakukan buang sampah sembarangan saat berusia lebih muda,  tidak ada yang menegur, bahkan mungkin tidak ada juga yang memberikan teladan, tindakan apa yang semestinya dilakukan terhadap sampah. Akibatnya kegiatan itu akan berulang hingga menjadi kebiasaan. Dan kebiasaan yang berulang itu akan menjadi membudaya.

Jangan biarkan hal ini berkelanjutan, seorang pelajar yang terpelajar,bukan hanya pandai dalam satu bidang, misal akademis. Tapi ia seharusnya juga tahu dan mampu bagaimana bersikap untuk orang lain,dan lingkungannya.

RMR

Friday, December 23, 2011

Yang Anda Dengar Belum Tentu Yang Sebenarnya



http://ucihasantoso.files.wordpress.com/2011/06/beda.jpg
Profil seorang manusia itu unik, ada saat-saat dimana apa yang seseorang katakan tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki, dalam artian keren, orang itu memasang topeng. Poker Face

Sebenarnya manusia sudah diajari tentang hal ini sedari adanya bayi. Ya, bayi sampai dengan usia dapat bicara hanya akan menggunakan bahasa tubuh atau jenis suara-suara yang berbeda. Bayi yang sedang lapar, akan berbeda tangisan suaranya saat ia menangis karena buang air. Tinggal bagaimana orang tua atau orang yang ada disekitarnya mau memahami.

Saat anak mulai dapat berbicara, bahasa tubuh ini mulai diacuhkan oleh orang tua atau orang disekelilingnya. Hanya bahasa verbal yang diperdulikan. Padahal belum tentu yang anak inginkan, adalah sesuai dengan apa yang ia inginkan. Saat anak diminta ikut kursus sepakbola, belum tentu ia ingin ikut sesuai dengan kata hatinya. Ia ikut karena dipaksa bapaknya. Bisa saja ia lebih dominan di auditorinya, sehingga ia lebih senang kursus musik.

Ibaratnya gambar disamping, jangan hanya membaca berdasarkan teks, tapi lihat juga warnanya. Begitu juga dengan manusia, atau anak dalam topik pembahasan ini. Jangan hanya didengarkan ucapannya, tapi juga perhatikan bagaimana bahasa tubuhnya. Sehingga kita benar-benar dapat mengarahkan anak sebagaimana jalan yang ia senangi, sebagaimana fitrahnya.

RMR

Thursday, December 22, 2011

2 Tips Ampuh Dalam Mendidik

http://www.timothywibowo.com/wp-content/uploads/Mini-Post-14.jpg
1. Silahkan Anda didik anak didik Anda untuk mementingkan ANGKA bukan NILAI. 

2 . Silahkan Anda didik anak didik Anda untuk mementingkan HASIL bukan PROSES.
Apabila  Anda menjalankan 2 tips tersebut dengan baik , segera istighfar, karena Anda baru saja menciptakan Tuhan baru bagi anak didik Anda, ANGKA. Dan Anda telah membuat lompatan jauh dalam menghasilkan generasi muda Indonesia hancur.

RMR